LEBAK, ST,– Projek strategis Nasional Waduk Karian yang berlokasi di Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Lebak hingga kini masih menyimpan tanda tanya besar. Pasalnya ratusan bidang tanah milik warga serta fasilitas umum seperti Masjid, Mushola, Jalan, Lapangan Sepak Bola dan TPU hingga kini belum terselesaikan secara total UGR nya oleh Pemerintah melalui BBWSC Waduk Karian.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Minggu (18/2/2024) debit air semakin mendekati batas Panlok Genangan di areal persawahan Desa Bungurmekar, Kecamatan Sajira. Kemudian ditambah lagi dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi sehingga berdampak semakin cepat tertampungnya air dari waduk karian.
Petani setempat menuturkan bahwa lahan persawahan yang mereka garap dengan status lahan di luar titik Panlok atau tidak masuk ke dalam floating pembebasan takut tergenang air dari waduk karian sehingga mengakibatkan gagal panen.
“Karena jaraknya tidak jauh dari waduk, ya secara otomatis tergenang oleh air. Jadi petani disini takut gagal panen,” tutur mereka serempak kepada wartawan saat di lokasi.
Selain itu para Petani juga mengaku dengan kondisi hujan seperti ini mereka merasa khawatir saat akan menggarap sawah, karena apabila sawah yang mereka garap sudah ditanami padi tiba-tiba tenggelam oleh genangan air dari waduk karian.
“Saat ini saja lihat cuaca hujan terus, secara otomatis debit air akan naik terus dan dapat mengakibatkan sawah kami ikut tergenang. Padahal apabila sawah ini bisa di garap dengan baik tentu saja sandang pangan keluarga sedikitnya bisa terjamin dan terpenting mengurangi beban kehidupan karena sedikit besarnya kebutuhan sandang pangan keluarga bisa terpenuhi apalagi dengan kondisi harga beras sekarang ini yang semakin mahal,” ungkapnya.
Petani setempat meminta agar pemerintah segera mencarikan solusi atas apa yang mereka khawatirkan akan terjadi, karena apabila dibiarkan dampaknya kepada mata pencaharian masyarakat.
“Apabila lahan kami harus diganti ya silahkan asal kami masih tetap bisa bertani karena penghasilan utama keluarga kami dari pertanian. Untuk itu kepada pemerintah Kabupaten provinsi dan pusat agar mencarikan solusi mengenai permasalahan petani di Desa Bungurmekar ini,” pungkasnya.
(*) ST